Terima kasih atas kunjungannya, untuk Silaturahmi mangga kunjungi facebook atau twitter saya

Minggu, 15 Februari 2009

Kehidupan Misnara

Wah, malam yang sunyi, ketika seorang bayi mungil menangis keras di sebuah kamar kecil dengan beralaskan kasur yang empuk. Bayi itu berjenis kelamin laki-laki, dengan bobot tak lebih dari 5 kg. Namun, berkat Kuasa Allah Swt, akhirnya bayi itupun lahir dengan selamat tepat pada pukul 01.00 WIB, hari Jum'at tanggal 11 Januari 1991. Tapi sayangnya Ayahku menuliskan Hari Kamis, Tanggal 10 Januari 1991 di Akta, namun gak mengapa lah.. yang penting aku menjadi manusia yang bermanfaat.

Oleh kedua orang tuanya, bayi itu lalu diberi nama Nana Misnara. Nama ini sebenarnya adalah pemberian Sang ayah, dengan asumsi nama Nana adalah refresentasi dari seorang anak yang semangat, cerah dan menghibur (di kemudian hari, agaknya do’a ini benar sebab Nana dikenal sebagai anak yang cerah, dengan muka yang amat manis..heeee. Misnara sendiri berarti diambil dari hari kelahiran seperti kebanyakan orang yaitu diambil dari akhirnya berupa Mis (KaMIS). Biasanya, bila si anak lahir pada bulan Agustus, maka ia akan diberi nama Agustian, atau misalnya pada bulan Oktober, maka ia akan diberi nama Oktavian.


Masa kecil Misnara dihabiskan di sebuah rumah mungil bilik di kawasan Kota Balida, tepatnya di rumah No.17 Desa Balida, Kabupaten Majalengka. Tapi kalau liat akta kelahiran ku, saya lahir di Jakarta. Tapi kayaknya itu cuma sebuah impian yang hingga kini tetap saja aku menetap disana yaitu Balida. Ketika usianya tujuh tahun, Sang Ibu memasukkan Misnara ke sebuah sekolah dasar yang cukup jauh dari rumahnya yaitu SD Negeri Balida IV atau kalau dulu SDN Margasopana. Di sekolah itulah, Misnara mengenal pergaulan teman-teman kecilnya. Disana pula, ia mengenal untuk menemukkan keceriaan, keindahan, dan kesenangan masa kecil yang tak pernah lupa sampai hari ini.

Di sekolah dasar ini, suasana pendidikan yang khas formal [agak berat] untuk selanjutnya dikenalkan dengan dunia baca, tulis, hitung yang lebih kompetitif. Namun, takdir jua yang selalu menjadikan Misnara di garda depan prestasi akademik, hingga ia lulus dari sekolah dasar.

Selepas dari situ, ia melanjutkan ke Madrasah Tsanawiyah di MTs Badruzaman. Bagi sebagain orang, sekolah ini dianggap sekolah biasa-biasa aja, artinya dipandang sebelah mata, tapi gak mengapa lah yang penting kita bisa menjadi orang yang lebih dan lebih, daripada yang sekolah unggulan tetapi tidak menjadi orang yang mempunyai predikat lebih. Sehingga sangat gampang banget untuk memasukkan anaknya jika ingin masuk sekolah ini. Namun, alhamdulillah berkat usaha dan takdir jualah Misnara masuk sekolah ini dan mendapatkan nilai yang tidak bisa dikatakan mengecewakan.


Setelah menamatkan jenjang Madrasah Tsanawiyah-nya, Misnara menanti dengan perasaan was-was untuk masuk ke Madrasah Aliyah yang juga dipandang menjadi ‘Primadona’ di Jatiwangi. he heh he


Sekolah/Mdrasah yang didirikan di Jatiwangi, yakni MA Negeri Jatiwangi. Alhamdulillah setelah menunggu dengan perasaan gugup, namun akhirnya Misnara masuk terdaftar menjadi siswa di MA Negeri Jatiwangi. Tentu saja, pengalaman di sekolah ini membawa banyak inspirasi dalam dimensi hidup Misnara. Ia lebih mengenal semua teman-temannya yang berbeda latar belakang, bahkan perilaku sekalipun. Ia sangat menikmati setiap detik dalam alur hidupnya ‘mencicipi’ bangku SLTA.


Misnara diperkenalkan dengan dunia pesantren yang selama ini menjadi damba'annya dan memang dari kecil pun Misnara sedikit tahu tentang dunia Pesantren dengan nama pesantrennya yaitu "DAARUL HUDA" bertempat di Desa Karangany Kecamatan Dawuan Kabupaten Majalengka. Dari perkenalan dengan dunia barunya ini, Misnara ambil bagian pada beberapa ajang perlombaan Musabaqoh Tilawatil Qur'an se- Kecamatan, salah satu cabang yang di inginkan oleh Misnara dan kebetulan juga Misnara dianugerahi oleh Allah Swt yaitu suara yang tak begitu jelek. Alhamdulillah, Misnara pun meraih juara pertama se-kecamatan.

Berkat kegigihannya dalam mempelajari Qiro'at, di kecamatan pun Misnara dijadikan sebagai perwakilan se-kecamatan untuk ikut serta dalam Pelatihan dakwah berbahasa daerah se-Provinsi Jawa Barat. Disanapun Misnara mengenal wawasan yang begitu luas khususnya dalam bidang dakwah.

Hidup adalah perjuangan untuk mengenal yang lainnya sehingga kita bisa saling mengenal dan mengenal satu sama lain. Dan Misnara berpesan kepada pembaca yaitu "Jadikan hidupmu menjadi manfaat bagi orang lain".


Syukron katsiron............

Kalau mau tahu lebih lanjut tentang MAN Jatiwangi klik MAN
Designed By Nana Misnara